Embun's Journey Pt 2

Bersambung dari Embun's Journey Pt.1
Sudah pulang dan sudah tenang (sementara)....

Hari-hari sampai HPL 18 November ya sudah pasti diisi dengan kegiatan stimulasi kandungan yaaa~
Sayangnya ada hal-hal ga penting yang aku sesali mengapa kulakukan hahaha
Ya gimana ya ges yaa~ Namanya juga mamak2 baru, mana dasarnya aku adalah makhuk2 tukang worry berlebihan. 

Yasudah.. dijadikan belajar saja

Pokoknya aku pengen share aja ke temen-temen yang mungkin sedang menjalani atau akan menghadapi masa-masa kehamilan pertama, biar enaaaqqq ajaahh jalannya dan menghindari maraknya overthinking yang terjadi pada generasi qitaaaa~~
Kan kalo pertama kali tuh emang kita engga bisa bayangkan gitu lhooo, jadinya kayak ngira-ngira ntar gimana ya ? sakitnya ya katanya ? aduh kepikiran macammacamm. 
Padahal seharusnya hal-hal tsb bisa diminimalisir.

Baiqlaahh...
Jadi, First thing first

1. Gak usah keburu buru khawatir anakmu kapan keluar, kecuali.......

Si Bocil di perut tuh bener2 tau kapan dia akan keluar, mau lebih cepat ataupun lebih lambat dari HPL. Namanya aja HPL ya, Hari Perkiraan Lahir, so it's just Perkiraan atas perhitungan teori proses perkembangan janin. Sedangkan waktu lahir adalah bisa dibilang hak prerogatif Yang Maha Esa mau menakdirkan kapan seseorang akan lahir. 
Selama anakmu masih belom telat-telat amat lahir, atau belom kerasa getaran-getaran sesuatu dari perut, engga perlu ngeburu-buru suruh lahir. Ntar malah sedih taukk dia kalo kecepetan tau dunia yang kejam inih wakakak (candaa shaayy~~)
Ehtapi beneran loh, pokoknya Tuhan yang paling tau kapan waktu yang tepat dan cucok markucok.

Lalu bagaimanakah dengan diriku ?
Tentu saja sudah terbersit ya seperti pembicaraan di atas.
Kesalahan pertama yang aku lakukan adalah tergesa-gesa dan khawatir kenapa belom ada tanda-tanda getaran dari dalam pada h-2 minggu HPL cuma gara-gara liat Nagita Slavina udah lairan. Kan soalnya hamilnya tuh umurnya hampir samaan gitu lhooo~
YAAMPUN kalo diinget inget sebel amat sih. Sangat tidak dewasa sekali dalam menyikapi keadaan hufftt~
Ya meskipun walhasil lahir tepat HPL, tapi ini bener-bener mempengaruhi psikologis selama persiapan kelahiran. Padahal engga perlu lah hal dan hil semacam ini dijadikan kekhawatiran..

KECUALI~ !
Kayak yang udah aku bold di sub judul :
1. Dokter sudah warning atas hasil pemeriksaan,
2. Sudah lewat kurleb 2 minggu dari HPL
3. Udah bocor air ketuban. FIX INIH HARUS SEGERA GO KE LAYANAN KESEHATAN TERDEKAT GA PAKE BA-BI-BU

Barulah boleh kalian khawatir...

Unless that, udaahhhh shantai aja shaay~
Nikmati masa-masa nyaman dalam kehamilan. Nonton tipi, makan, healing-healing, manja-manjaan sama suami, dll.
Pergunakan masa nyaman dan bebas ini sebelum si krucil hadir dan meramaikan malam-malam mu dalam minimal 3 bulan ke depan.

2. Nyiapin mental untuk menghadapi netizen perlu, tapi jangan too much...

Dengan adanya dunia maya di alam internet sana, di mana di dalamnya terbentuk suatu society tersendiri, tentunya masyarakat saat ini tidak hanya "bertetangga" di perumahan atau pemukiman aja. Tapi juga di dalem society dunia maya ituh. 

Nah karena sering nih kan ya muncul-muncul cerita di sosmed ttg kisah melahirkan, newborn baby, baby blues, dll, nih mamak baru kadang jadi parno bakalan dihujat. Di aku kejadiannya adalah aku sangat menyiapkan bagaimana nanti responku terhadap itu semua. Udah mulai nih belajar mengendalikan respon, belajar nggak tersinggung, belajar menerima apapun dan legowo saja. Hasilnya gimana? 

Wah ngaruh banget dong! Orang-orang ngomong babibubebo engga begitu ngaruh di aku. 
TAPI! 
Aku mengalokasikan waktu terlalu banyak untuk ini. Too much. Sehingga waktu lain yang seharusnya bisa aku gunakan untuk belajar hal lain jadi kepake semua untuk penyiapan mental ini.

Lah terus masalah nya apa ? Kan ngga rugi, malah bermanfaat to ?

Yupsss!
Engga rugi sama sekali. Tapi aku jadi kecolongan ngga belajar beberapa hal penting pasca melahirkan, salah satunya adalah Cara Meng-ASIhi yang baik dan benar.
Kalau aku boleh disuruh ngulang lagi, aku bakal mengalokasikan 50% lebih waktuku untuk mulai nyicil ilmu-ilmu ttg menyusui dan persiapan lainnya biar anakku bisa dapat hak ASI dengan maksimal.
Jujur aja sampai sekarang kadang masih merasa bersalah ngga bisa ngasih anakku ASI yang bener-bener utuh. (Cerita lengkapnya di next chapter ya)

Jadi ya pokoknya balance lah ya. Jangan too much satu sisi.

3. Jalin komunikasi yang baik dengan Supporting Person mengenai treatment yang akan kamu lakukan ke baby

Ini adalah salah satu hal tidak terduga yg ternyata akan menjadi penting. 
Dengan semakin maju perkembangan pengetahuan termasuk dalam hal perkembangan bayi-balita, tentunya treatment new born, newbie mom, dan perintilan lainnya pasti akan update dibandingkan kebiasaan turun temurun para tetua kita. Sebaiknya, dan penting untuk diusahakan untuk kita mengkomunikasan dan mengedukasi supporting person, apalagi jika supporting person yang akan membantu kita sehari hari ini adalah generasi senior yang mungkin tidak mengetahui mengenai update informasi di dunia medis. 
Keliatannya hal sederhana yaitu hanya menginformasikan dan mengedukasi, tapi hal ini membutuhkan cukup banyak effort apalagi jika personnya sendiri cenderung konservatif dan sulit menerima hal baru.

Mom newbie yang mostly akan exhausting bgt karena tenaga yg dikeluarkan saat melahirkan kemudian hari-hari baru disambut dengan begadang pastinya akan mendorong posibilitas untuk lebih sensitif dalam menerima input dari orang lain. Untuk itu kondisi yang rawan ini sih menurut aku jangan sampai ditambah dengan konflik-konflik yang sebenernya ga perlu ada.

Aku kasih salah satu contoh ya :

Bayi baru lahir melalui kebiasaan turun temurun bakalan dipakaikan gurita agar perut bayi tidak besar. Kemudian setelah tali pusarnya lepas, jika ada bagian yang menonjol maka bagian tersebut ditimpa dengan koin / barang sejenisnya (dibalut dengan kain/tissue) dan diikat dengan gurita tersebut.

Kebiasaan ini tuh salah yaa gaes yaaa. Dokterpun tidak menyarankan melakukan hal ini lagi karena dari sisi medis perut bayi akan terbentuk normal dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Mengenai bagian yang menonjol saat tali pusar putus, bagian tsb pun akan masuk dalam pusar dengan sendirinya. Untuk treatment lebih lengkapnya lebih baik dikonsultasikan saja dengan DSA masing-masing.

Beneran loh, mending diinfoin dulu ke mamak mamak dan uti uti dan yangti yangti sekalian. 
Biar mommy enggak babyblues hihihi

----------------------

Sekian dulu sharing ya wahai netizen yang budiman dan budiwati...
Semoga sedikit sharing ini bisa bermanfaat buat semua mommy baru diluaran sana.
Saya juga masih belajar banyak cara mendidik anak karena baru pengalaman pertama. Jika teman2 semua punya info2 lain untuk dibagi, boleh komen di kolom komentar yaaa ^^
See you on the next post!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I start it ?

Turning Point

Perjalanan Pulang - (Embun's Journey Pt. 1)