Perjalanan Pulang - (Embun's Journey Pt. 1)

3 November 2021 akhirnya aku putusin untuk pulang ke Malang, prepare sambut bocil krucil di perut yang selama 9 bulan sebelumnya berpetualang di Kota Bonek, setelah sudah kuajak motoran panas hujan, kerja siang malam. Bahkan sempet kena Covid juga T.T 

Sekarang kalo diinget inget, kayaknya masa2 itu adalah masa terhectic ter-membahana dalam hidupku. Pressure harus ttp kerja dalam kondisi wabah + keadaan hamil. Mana jarak kontrakan ke kantor hampir 15km, klo PP kan 30km sndiri ya? Tak pikir2, kok bisa ya aku kuat bgt waktu itu ?
Ya meskipun fortunately aku ada beberapa fasilitas untuk menunjang aktivitas tpi rasanya jadi amaze sama diri sendiri. Aku yang lembek dan gampang putus asa ini ternyata kuat juga ya mengalami hari-hari yang relatif gak nyaman (menurutku saat itu) selama 5 taun lho. 
Disclaimer : Tentunya tidak apple to apple untuk dibandingkan dengan rekan2 yang lain yaw 😅 Karena ai tau masih bwanyak yang perjuangannya melebihi aku. 
Konteksnya membandingkan diriku yang dahulu dengan yang saat itu hihihi

3 November 2022, D-14 HPL 
Ternyata jadi hari yang sedih padahal aku udah nunggu2 hari ini sejak sekian lama. Bahkan sejak aku masih aktif kerja saat bujang, pas masih aktif2nya kerja karena dianggap golongan muda yang bisa di-mbruk-i kerjoan sembarang kalir dengan dalih lebih melek teknologi ðŸ˜ˆ , aku sangat amat menantikan hari dimana aku akan bermukim kembali di Malang dalam waktu yang cukup panjang. Rindu menghirup oksigen segar dan kumur2 sikat gigi menggunakan air jernih tanpa rasa payau.

Tapi ternyata hari itu aku menyadari, mungkin itu hari terakhir aku menjadi salah satu penduduk Surabaya Raya yang meramaikan frontage Ahmad Yani setiap hari pukul 07.00 dan 16.00. 

Mungkin, setelah hari itu aku ngga akan lagi capek motoran lewat Gedangan Waru yang sungguh "meriah" vibesnya, apalagi kalo ada kereta lewat 😆

Mungkin, setelah hari itu aku ngga akan lagi ngrasa sebeeeeel bgttttt kepanasan nungguin lampu merah Margorejo arah selatan.

Mungkin, setelah hari itu aku ngga akan lagi ngrasain dengkul mo copot kopling bolak-balik ke arah selatan karena macetnya udah dari BonBin (astoge beneran sih ini capeeeqqq bgttt!)

Mungkin, perjalananku malam itu jadi awal ke-sat set wat wet an dan molak malik nya pikiranku bagai lagunya PeterPan yang "Pikiranku tak dapat kumengerti, Kaki di Kepala Kepala di Kaki"

Sedih se-sesedih sedihnya aku malem itu.
Mau masuk mobil kupandangin kontrakan yang jadi saksi aku berjuang. Ternyata begini rasanya lolos dari perjuangan. Lega tapi sedih. Senang tapi sedih (?)
Bingung ya. 
Hahahha, Engga. Maksudnya, i feel relief. Aku super lega bisa jadi better version of myself saat itu. Ada milestone yang kujalani dan aku berkembang. I'm proud of myself. Meskipun aku tau malah saat itu sepertinya jd tanda klo setelah ini aku akan menghadapi sesuatu pada level yang berbeda. Engga yakin juga bisa menghadapi atau tidak.

Perjalanan pulangku ternyata tidak se membahagiakan yang aku kira.
Ada sebersit takut, ragu-ragu, khawatir, yang sudah jadi tanda bahwa ini konsekuensi ku sudah ngeyel ke Gusti Allah. 
Dan perjalanan pulangku malam itu menandai berakhirnya petualanganku di kota panas nan pliket, dimana semua kesengsaraan yang aku rasakan ternyata menjadi sebuah kerinduan.

One lesson learned. Noted forever on my mind.

Jadi intinya, 
Balik lagi ke sabda Gusti Kanjeng Allah SWT terfavoritku, "Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu tapi ia amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak"

Yes, i know nothing.

-----------------------

Taken by me, tol Gresik Perak. W/o filter ya. Asli seindah ini awan dan langitnya.
Btw Senang masih sempat bisa berpetualang menjadi manusia bermanfaat.
Semoga masih bisa merasakan momen itu kembali pada timeline terbaik yang sudah ditentukan YME.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

How I start it ?

Turning Point